Malaikat Hujan (1)

Dibatalkan Dipasang Aug 4, 2014 Dibayar saat pengiriman
Dibatalkan Dibayar saat pengiriman

Gemuruh petir silih berganti seirama dengan rangkaian kilat dan suhu udara yang berubah drastis menjadi lebih dingin memenuhi kota Palembang. Hal ini diluar kebiasaan dimana sinar matahari yang biasanya dengan garang memanasi kondisi udara melebihi kota-kota lain di Indonesia. Orang-orang yang berpakaian rapi mulai mempercepat langkahnya untuk menghindari hujan yang semakin dekat. Namun, tampak kehadiran jejak-jejak kecil yang menyelinap di antara lautan manusia yang sibuk dengan urusan menghindari hujan. Namun, jejak-jejak kecil berbeda. Mereka belajar untuk hidup bersama hujan karena dari itu mereka dapat bertahan.

*********

Malaikat hujan, bukanlah sebuah mitologi Yunani melainkan identitas bagi mereka yang sang jejak-jejak kecil itu. Mereka menganggap bahwa hujan adalah air mata belaskasihan dari Tuhan bagi mereka yang mencoba bertahan hidup di tengah masa pembuangan mereka di dunia. Rombongan malaikat hujan menyusuri tepi jalan raya yang semakin basah karena hujan sang pemberi harapan.

“Hei, kawan-kawan mari kita mulai!”, teriak seorang gadis kecil berusia 6 tahun.

Teriakan gadis kecil itu menyadarkan kawanan malaikat hujan yang lain bahwa matahari telah bersembunyi di balik gelapnya langit dan gemuruh petir. Kini tibalah masa bagi mereka untuk membantu lautan manusia yang semakin sibuk. Meskipun mereka adalah malaikat namun pakaian mereka bukanlah pakaian malaikat. Hanya mengenakan kaos oblong bergambar aneka kartun di televisi dan bertelanjang kaki menjadi gambaran pasti mengenai kehadiran mereka.

“Nyonya ijinkan kami membantu anda melewati hujan ini”, kata gadis kecil tadi dengan lembut kepada sekumpulan manusia yang berdiri di depan pintu toko.

Kata-kata yang mengharapkan belaskasihan dari mereka yang selalu sibuk itu membuat kehadiran mereka sebagai malaikat hujan menjadi lebih berarti. Hanya bermodalkan sebuah payung dan kantong plastik kecil yang menutupi kepala, mereka mengantar manusia yang bersedia menggunakan jasa-jasa mereka. Demi mengantar manusia yang selalu sibuk itu, mereka merelakan badan kecil mereka diterpa hujan dan angin yang terkadang membuat mereka jatuh sakit.

Seorang ibu muda yang baru pulang dari pasar memanggil gadis kecil tadi dan meminta untuk mengantarkannya melewati derasnya hujan menuju halte bus di seberang jalan. Ibu muda mengucapkan terima kasih sembari memberikan selembar uang dua ribu rupiah. Uang kertas yang diterimanya menjadi sangat berarti karena dari selembar uang itu, dia merangkai kehidupan dan cita-citanya kelak.

Gadis kecil itu berlalu meninggalkan pelanggannya menuju tempat dimana dia memulai langkahnya. Derasnya air hujan yang jatuh dari langit menjadi rangkaian melodi yang membawa kaki kecilnya menari riang tanpa henti. Tidak ada yang dapat merebut kebahagiaan yang terlukis di wajahnya. Terpaan air hujan yang mengenai wajah mungilnya membuka harapan baru melebihi matahari yang bersinar.

*********

Penulisan Ulang Artikel Article Writing Penulisan Bayangan

ID Proyek: #6275808

Tentang proyek

Proyek online Aktif Aug 4, 2014